MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

on Tuesday, July 15, 2014
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tidak terlapas dari kinerja pendidikan berdasarkan sistem secara sentralistik yang di terapkan sebelunya. Secara sentralistik, berbagai inovasi yang di terapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang di fokuskan pada pengajaran dan sistem evaluasi yang kesemuaitu kurang mendapatkan hasil yang maksimal.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain melalui pelatihan dan peningkatan kopetensi guru, pengadaan buku dan alat bantu pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Berbagai indikator  mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Manajemen berbasis sekolah pada prinsipnya tergantung pada sekolah dan partisipasi masyarakat serta jauh dari birokrasi yang sentralistik. MBS berpotensi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, efisiensi, serta manajemen di tingkat sekolah.
Dalam MBS, pihak sekolah, masyarakat, dan pemerintah mempunyayi peranan masing-masing yang saling mendukung dan sinergis atau dengan yang lainya. Sekolah berada pada bagian terdepan dari proses pendidikan, sehinga menjadi bagian utama dalam proses pembuatan keputusan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
1.         Perencanaan dan evaluasi program
Sekolah di beri wewenang untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhanya, misalnya kebutuhan untuk meningkatkan mutu sekolah. Sekolah juga di beri wewenang untuk melakukan evaluasi, Khususnya evaluasi internal atau evaluasi diri.
2.         Pengelolaan kurikulum
Sekolah dapat mengembangkan kurikulum, namun tidak mengurangi isi kurikulum nasional yang dikembangkan oleh pemerintah pusat. Sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum muatan local.
3.         Pengelolaan proses belaiar mengajar
Sekolah di beri kebebasan untuk memilih strategi, metode dan teknik pembelajaran yang paling efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristi guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.
4.         Pengelolaan ketenagaan
Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan, rekrutmen, pengembangan, penghargaan dan sangsi, hubugan kerja hinga evaluasi kerja tenaga kependidikan yang saat ini masih ditangani birokrasi diatanya.
5.         Pengelolaan peralatan dan perlengkapan
Pengelolaan fasilitas seharusnya dilakukan oleh sekolah mulai dari pengadaan, pemeliharaan perbaikan hinga pengembanganyan. Hal ini di dasari oleh kenyataan bahwa sekolah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas baik kecukupan, kesediaan dan kemutakhirannya terutama fasilitas yang sangat erat kaitanya secara langsung dengan proses belajar mengajar.

6.         Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan, terutama pengalokasikan/pengunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Sekolah jaga harus diberi kebebasan untuk melakukan kegitan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan sehinga sumber keungan semta-mata tidak tergantung pada pemerintah.
7.         Pelayanan siswa
Pelayanan siswa mulai dari penerimaan siswa baru, pengembangan, pembinaan, bimbingan, penempatan untuk melanjukan kesekolah atau untuk memasuki dunia kerja hingga pengurusan alumni dari dulu telah di desentralisasikan.Dalam pelayanan siswa yang di perlukan adalah peningkatan intensitas dan ektensitasnya.
8.         Hubungan sekolah dan masyarakat
Esensi hubungan sekolah dan masyarakat adalah untuk meningkatkan ketertiban, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat, terutama dukungan moral dan financial yang dari dulu telah disentalisasikan.Yang di perlukan adalah peningkatan inteisitas dan ektensitasnya.
9.         Pengelolaan iklim sekolah
Lingkungan sekolah yang aman dan tertip, optimism dan harapan yang tingi dari warga sekolah, kesehatan sekolah dan kegiatan-kegiatan yang terpusat pada siswa adalah iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semagat siswa belajar. Iklim sekolah sudah merupakan kewenagan sekolah dan yang di perlukan adalah peningkatan intensitas dan ektensitasnya.
Dengan mendensetralisasikan berbagai bidang tersebut di harapkan tujuan utama MBS akan tercapai. Tujuan utama MBS tak lain adalah meningkatkan kinerja sekolah dan terutama  meningkatkan kinerja belajar siswa menjadi lebih baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah untuk: (1) menjamin mutu pembelajaran anak didik (2) Meningkatkan mutu sekolah dengan memantapkan pemberdayaan melalui kemandirian, kreatifitas, inisiatif dan inovatif dalam mengelola sumber daya sekolah (3) meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan dengan mengakomodir aspirasi bersama (4) Meningkatkan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolah.
Manajemen pendidikan berbasis sekolah akan menjadi sekedar wacana jika tidak diaplikasikan secara efektif di lembaga pendidikan.pewacanaan di anggab tuntas, langkah selanjutnya adalah melakukan penerapan dengan segala konsekuen yang dapat di pertanggung jawabkan. Perubahan manajemen dari yang bersifat konvensional seperti selama ini, dianggap membuang-buang waktu tanpa memberikan solusi efektif menuju pencerahan pendidikan.



PAKEM adalah pembelajaran aktif, kreatif,efektif, dan menyenangkan yang mulanya merupakan pembelajaran yang dicanangkan di TK dan SD/MI. Dengan adanya krisis ekonomi beserta segala dampaknya maka desentralisasi atau otonomi daerah menuntut adanya mutu pendidikan yang kompetitif. Salah satu upaya dalam otonomi ini adalah perlunya perbaikan pada pendidikan awal ini di daerah masing-masing.
Pembelajaran di TK dan SD/MI yang aktif dan kreatif menuntut kegiatan praktek dan siswa perlu bekerja dalam tim. Dengan kegiatan praktek dan bekerja dengan anggota tim berarti siswa melakukan interaksi sosial. Apalagi bila program pendidikan tersebut memanfaatkan lingkungan sekitar, siswa akan mengenal lingkungannya dan dapat menghubungkan apa yang diperoleh di kelas dengan dunia nyata.
Pembelajaran untuk anak usia TK dan SD/MI perlu diperhatikan logika, praktika, dan estetika. Untuk itu penggunaan multimedia akan menunjang keberhasilan belajar, sarana dan prasarana yang cukup. Selain itu ada sumber daya manusia yang cukup profesional dan sistem manajemen yang baik. Standardisasi mutu pendidikan dilakukan secara berkelanjutan untuk menghadapi tuntutan lokal, nasional, dan global.
Pada saat ini banyak SD yang telah melaksanakan PAKEM, antara lain sekolah yang TK-SD/MI nya satu atap atau satu lokasi. Dengan adanya TK menjadi satu atap dengan SD/MI berarti juga dapat menaikkan layanan pendidikan. Jumlah TK-SD/MI nya satu atap sudah lebih kreatif dan efektif serta merupakan sekolah percontohan yang juga disebut sebagai SD/MI Rujukan, SD/MI Model, dan Sekolah Dasa Koalisi.
Dalam kenyataannya PAKEM tidak hanya untuk pendidikan awal, karakteristik yang ada dalam pembelajaran ini juga tercakup dalam model pembelajaran di tingkat menengah dan tinggi. Ciri-ciri umum dari pembelajaran yang baik berlaku untuk semua jenjang dan semua bidang studi. Dalam pelaksanaannya kita memilih dan memilah mana yang cocok untuk mata pelajaran kita dan sesuai dengan kebutuhan saat itu berdasarkan tujuan untuk mencapai kompetensi atau ketrampilan apa.


0 komentar:

Post a Comment