Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
tidak terlapas dari kinerja pendidikan berdasarkan sistem secara sentralistik
yang di terapkan sebelunya. Secara sentralistik, berbagai inovasi yang di
terapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang di fokuskan pada pengajaran
dan sistem evaluasi yang kesemuaitu kurang mendapatkan hasil yang maksimal.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, antara lain melalui pelatihan dan peningkatan
kopetensi guru, pengadaan buku dan alat bantu pelajaran, perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Berbagai
indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti.
Manajemen berbasis sekolah pada
prinsipnya tergantung pada sekolah dan partisipasi masyarakat serta jauh dari
birokrasi yang sentralistik. MBS berpotensi untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat, efisiensi, serta manajemen di tingkat sekolah.
Dalam MBS, pihak sekolah,
masyarakat, dan pemerintah mempunyayi peranan masing-masing yang saling
mendukung dan sinergis atau dengan yang lainya. Sekolah berada pada bagian
terdepan dari proses pendidikan, sehinga menjadi bagian utama dalam proses
pembuatan keputusan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
1.
Perencanaan dan evaluasi program
Sekolah di beri wewenang untuk melakukan perencanaan sesuai dengan
kebutuhanya, misalnya kebutuhan untuk meningkatkan mutu sekolah. Sekolah juga
di beri wewenang untuk melakukan evaluasi, Khususnya evaluasi internal atau
evaluasi diri.
2.
Pengelolaan kurikulum
Sekolah dapat mengembangkan kurikulum, namun tidak mengurangi isi kurikulum
nasional yang dikembangkan oleh pemerintah pusat. Sekolah juga diberi kebebasan
untuk mengembangkan kurikulum muatan local.
3.
Pengelolaan proses belaiar mengajar
Sekolah di beri kebebasan untuk memilih strategi, metode dan teknik
pembelajaran yang paling efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran,
karakteristik siswa, karakteristi guru dan kondisi nyata sumber daya yang
tersedia di sekolah.
4.
Pengelolaan ketenagaan
Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan, rekrutmen,
pengembangan, penghargaan dan sangsi, hubugan kerja hinga evaluasi kerja tenaga
kependidikan yang saat ini masih ditangani birokrasi diatanya.
5.
Pengelolaan peralatan dan perlengkapan
Pengelolaan fasilitas seharusnya dilakukan oleh sekolah mulai dari
pengadaan, pemeliharaan perbaikan hinga pengembanganyan. Hal ini di dasari oleh
kenyataan bahwa sekolah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas baik
kecukupan, kesediaan dan kemutakhirannya terutama fasilitas yang sangat erat
kaitanya secara langsung dengan proses belajar mengajar.
6.
Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan, terutama pengalokasikan/pengunaan uang sudah
sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Sekolah jaga harus diberi kebebasan untuk
melakukan kegitan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan sehinga sumber keungan
semta-mata tidak tergantung pada pemerintah.
7.
Pelayanan siswa
Pelayanan siswa mulai dari penerimaan siswa baru, pengembangan, pembinaan,
bimbingan, penempatan untuk melanjukan kesekolah atau untuk memasuki dunia
kerja hingga pengurusan alumni dari dulu telah di desentralisasikan.Dalam
pelayanan siswa yang di perlukan adalah peningkatan intensitas dan
ektensitasnya.
8.
Hubungan sekolah dan masyarakat
Esensi hubungan sekolah dan masyarakat adalah untuk meningkatkan
ketertiban, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat, terutama
dukungan moral dan financial yang dari dulu telah disentalisasikan.Yang di
perlukan adalah peningkatan inteisitas dan ektensitasnya.
9.
Pengelolaan iklim sekolah
Lingkungan sekolah yang aman dan tertip, optimism dan harapan yang tingi
dari warga sekolah, kesehatan sekolah dan kegiatan-kegiatan yang terpusat pada
siswa adalah iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semagat siswa belajar. Iklim
sekolah sudah merupakan kewenagan sekolah dan yang di perlukan adalah
peningkatan intensitas dan ektensitasnya.
Dengan mendensetralisasikan berbagai
bidang tersebut di harapkan tujuan utama MBS akan tercapai. Tujuan utama MBS
tak lain adalah meningkatkan kinerja sekolah dan terutama meningkatkan
kinerja belajar siswa menjadi lebih baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah untuk: (1) menjamin mutu
pembelajaran anak didik (2) Meningkatkan mutu sekolah dengan memantapkan
pemberdayaan melalui kemandirian, kreatifitas, inisiatif dan inovatif dalam
mengelola sumber daya sekolah (3) meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan
dengan mengakomodir aspirasi bersama (4) Meningkatkan tanggung jawab sekolah
terhadap orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolah.
Manajemen pendidikan berbasis
sekolah akan menjadi sekedar wacana jika tidak diaplikasikan secara efektif di
lembaga pendidikan.pewacanaan di anggab tuntas, langkah selanjutnya adalah
melakukan penerapan dengan segala konsekuen yang dapat di pertanggung jawabkan.
Perubahan manajemen dari yang bersifat konvensional seperti selama ini,
dianggap membuang-buang waktu tanpa memberikan solusi efektif menuju pencerahan
pendidikan.
PAKEM adalah pembelajaran aktif,
kreatif,efektif, dan menyenangkan yang mulanya merupakan pembelajaran yang
dicanangkan di TK dan SD/MI. Dengan adanya krisis ekonomi beserta segala
dampaknya maka desentralisasi atau otonomi daerah menuntut adanya mutu
pendidikan yang kompetitif. Salah satu upaya dalam otonomi ini adalah perlunya
perbaikan pada pendidikan awal ini di daerah masing-masing.
Pembelajaran di TK dan SD/MI yang
aktif dan kreatif menuntut kegiatan praktek dan siswa perlu bekerja dalam tim.
Dengan kegiatan praktek dan bekerja dengan anggota tim berarti siswa melakukan
interaksi sosial. Apalagi bila program pendidikan tersebut memanfaatkan
lingkungan sekitar, siswa akan mengenal lingkungannya dan dapat menghubungkan
apa yang diperoleh di kelas dengan dunia nyata.
Pembelajaran untuk anak usia TK dan
SD/MI perlu diperhatikan logika, praktika, dan estetika. Untuk itu penggunaan
multimedia akan menunjang keberhasilan belajar, sarana dan prasarana yang
cukup. Selain itu ada sumber daya manusia yang cukup profesional dan sistem
manajemen yang baik. Standardisasi mutu pendidikan dilakukan secara
berkelanjutan untuk menghadapi tuntutan lokal, nasional, dan global.
Pada saat ini banyak SD yang telah
melaksanakan PAKEM, antara lain sekolah yang TK-SD/MI nya satu atap atau satu
lokasi. Dengan adanya TK menjadi satu atap dengan SD/MI berarti juga dapat
menaikkan layanan pendidikan. Jumlah TK-SD/MI nya satu atap sudah lebih kreatif
dan efektif serta merupakan sekolah percontohan yang juga disebut sebagai SD/MI
Rujukan, SD/MI Model, dan Sekolah Dasa Koalisi.
Dalam kenyataannya PAKEM tidak hanya
untuk pendidikan awal, karakteristik yang ada dalam pembelajaran ini juga
tercakup dalam model pembelajaran di tingkat menengah dan tinggi. Ciri-ciri
umum dari pembelajaran yang baik berlaku untuk semua jenjang dan semua bidang
studi. Dalam pelaksanaannya kita memilih dan memilah mana yang cocok untuk mata
pelajaran kita dan sesuai dengan kebutuhan saat itu berdasarkan tujuan untuk
mencapai kompetensi atau ketrampilan apa.
0 komentar:
Post a Comment