LAPORAN
AKHIR PEMBELAJARAN IPA
(Studi Kasus Terhadap Siswa Kelas V)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran
Disusun Oleh :
WINDA
SOFIANI
Nim. 201210012
Program
Studi PGSD
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS
ABDURRACHMAN SALEH
2014
A. PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam proses pendidikan dipengaruhi oleh guru sebagai
seorang pengajar dan karakteristik siswa itu sendiri. Berkaitan dengan hal
tersebut beberapa karakteristik siswa dalam proses belajar sebagai berikut :
(1) semangat belajar rendah, (2) mencari jalan pintas, (3) tidak tahu belajar
untuk apa, (4) pasif dan acuh.
Kenyataan yang banyak dijumpai di kelas-kelas suatu sekolah selama
ini adalah pembelajaran berpusat pada guru yang meletakkan guru sebagai pemberi
pengetahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengetahuannya cenderung belum
menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Penggunaan strategi pembelajaran
yang kurang tepat tersebut menyebabkan partisipasi rendah, kemajuan siswa,
perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau.
Dalam proses belajar mengajar, strategi pembelajaran mempunyai
peranan yang sangat penting. Strategi pembelajaran mengacu pada metode-metode
yang para siswa gunakan untuk belajar. Dalam aplikasinya, strategi pembelajaran
tersebut dapat meningkatkan partisipasi siswa, dengan syarat strategi tersebut
diterapkan dengan teknik yang benar. Penggunaan strategi mengajar yang tepat
dapat ikut serta berperan dalam menentukan efektivitas dan efisiensi dalam
proses belajar mengajar, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan.
Strategi pembelajaran itu sendiri
terdiri atas beberapa macam yang masing-masing memiliki kelebihan maupun
kekurangan. Kekurangan suatu strategi dapat ditutup dengan strategi
pembelajaran yang lain. Pemilihan suatu strategi perlu memperhatikan beberapa
hal seperti materi yang disampaikan,tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia,
jumlah siswa, mata pelajaran, fasilitas dan kondisi siswa dalam proses
pembelajaran.
B. PEMBAHASAN
- Faktor
Penyebab
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran mata
pelajaran IPA di kelas V Semester 2
Tahun Ajaran 2013-2014 menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan
secara optimal. Hal ini tampak pada proses pembelajarannya ditemukan beberapa
kelemahan yaitu: (1) Siswa ramai sendiri sehingga tidak terfokus pada materi
yang disampaikan oleh guru, (2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran
kurang, (3) Siswa cenderung pasif, 4) Siswa tidak termotivasi untuk belajar,
(5) Hasil belajar siswa cenderung rendah.Kelemahan-kelemahan tersebut merupakan
masalah yang perlu adanya penanganan agar dapat segera dipecahkan,
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dirasa masih kurang.
Kenyataan yang dihadapi oleh guru di sekolah ini menunjukkan bahwa proses
belajar mengajar yang berlangsung di kelas pada dasarnya telah melibatkan
siswa, misalnya siswa memperhatikan guru pada saat menerangkan, mencatat
pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan membaca materi pelajaran yang sedang
diajarkan. Meskipun demikian,sebagian besar siswa jarang terlibat dalam
mengajukan pertanyaan atau mengutarakan pendapatnya masing-masing walaupun guru
telah berulang kali memintanya. Sebagian besar siswa terlihat tidak percaya
diri dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, bersikap
malas-malasan,kemudian siswa baru akan memulai mengerjakan setelah soal selesai
dikerjakan oleh guru atau siswa lain yang aktif dalam pembelajaran. Untuk
mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan,maka seorang pendidik atau
guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran agar siswa memiliki motivasi
untuk belajar.
Dari kelima permasalahan yang telah disebutkan di atas masalah
yang diprioritaskan oleh peneliti yaitu siswa pasif atau kurang berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.
Permasalahan ini sangat memerlukan penanganan yang sedini mungkin maka peneliti
memiliki pemikiran untuk menangani masalah tersebut yang bertujuan untuk
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa.
Akar permasalahan dari adanya masalah-masalah tersebut yaitu
penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat, yang mana selama ini
strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru masih menggunakan strategi
pembelajaran konvensional. Strategi pembelajaran konvensional ini kurang
efektif digunakan dalam pembelajaran terutama untuk siswa-siswa tingkat Sekolah
Dasar. Strategi pembelajaran konvensional tidak melibatkan siswa berperan aktif
dalam pembelajaran dan tidak memberdayakan kemampuan siswa, selain itu strategi
pembelajaran ini dirasa kurang menyenangkan bagi siswa.
- Sosuli
Masalah atau Model Pembelajaran
Dalam pembelajaran modern sekarang
ini yang lebih dipentingkan adalah bagaimana mengaktifkan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran secara mandiri, yaitu melalui kegiatan pembelajaran
yang berorientasi pada penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry). Kegiatan
pembelajaran melalui pendekatan Inovatif ini memiliki dampak positif
sebagaimana yang dikemukakan oleh Jerome Bruner dalam Hasibuan dan Moejiono
(1993) yang mengemukakan bahwa pencarian (inquiry) mengandung makna sebagai berikut :
a.
Dapat membangkitkan potensi intelektual
siswa karena seseorang hanya dapat belajar dan mengembangkan pikirannya jika ia
menggunakan potensi intelektuainya untuk berpikir.
b.
Siswa yang semula memperoleh extrinsic
reward dalam keberhasilan belajar (seperti mendapat nilai baik dari pengajar),
dalam pendekatan inkuiri ini dapat memperoleh intrinsic reward. Diyakini bahwa
jika seorang Siswa berhasil mengadakan kegiatan mencari sendiri (mengadakan
penelitian), maka is akan memperoleh kepuasan untuk dirinya sendiri.
c.
Siswa dapat mempelajari heuristik
(mengolah pesan atau informasi) dari penemuan (discovery), artinya bahwa
cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan
kepada Siswa untuk mengadakan penelitian sendiri.
d.
Dapat menyebabkan ingatan bertahan lama
sampai terinternalisasi pada diri Siswa.
Cara belajar siswa aktif (cbsa) tujuannya
adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk perpaduan antara aspek kognitif,
afektif dan psikomotori (Raka Joni, dalam Tachir, 1988, hal 37-38). Berikut
akan dijelaskan ciri/kadar Cara Belajar Siswa Aktif, dalam proses belajar dan
sebagai hasil belajar.
CBSA sebagai proses belajar :
a.
Siswa aktif mencari atau memberikan
informasi, bertanya bahkan dalam membuat kesimpulan.
b.
Adanya interaksi aktif secara instruktur
dengan siswa.
c.
Adanya kesempatan bagi siswa untuk menilai
hasil kerjanya sendiri.
d.
Adanya pemanfaatan sumber belajar secara
optimal.
CBSA sebagai hasil belajar :
a.
Siswa dapat mentransfer kemampuannya
kembali (kognitif, afektif clan psikomotorik ).
b.
Adanya tindak lanjut berupa keinginan
mencari bahan yang telah clan akan dipelajan.
c.
Tercapainya tujuan belajar minimal 80%.
Prinsip-prinsip CBSA antara lain :
a.
Mendesain pengajaran yang dapat membuat
siswa aktif sepenuhnya dalam proses belajar.
b.
Membebaskan siswa dari ketergantungan yang
berlebihan pada guru. Hal ini akan berakibat sebagai berikut:
·
Siswa akan terbiasa belajar teratur
walaupun tidak ada ulangan/ujian.
·
Siswa mahir/memanfaatkan sumber-sumber
belajar yang ada.
·
Siswa terbiasa melakukan sendiri kegiatan
belajar baik di laboratorium, bengkel dan lain-lain.
·
Siswa mengerti bahwa guru bukan
satu-satunya sumber belajar.
c.
Menilai hasil belajar dengan cara berikut,
yaitu bahwa setiap hasil pengajaran sarat dengan berbagai macam kegiatan
belajar, maka prestasi murid yang tergambar pada kegiatan belajar itu perlu
diadakan penilaian dengan ujian lisan, ujian tertulis, tes buku terbuka, tes
yang dikerjakan dirumah dan lain-lainnya.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Mendidik
subjek didik untuk membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa dalam dunia dan masyarakat dan terus-menerus berubah mampu
menuntut dia mampu berfikir sendiri.Hal ini perlu memahamidan memperlakukan
tuntutan peningkatan teknologi sains dan teknologi pada suatu generasi yang
sebagian tumbuh di pedesaan, akan mempunyai dampak pada kehidupan lama yang
sebelumnya belum dialaminya.
Pertumbuhan
dan pendidikan sikap yang sesuai diperlukan supaya tekaman-tekaman hidup
sebagai konsekuensi dari perkembangan sains dan teknologi tidak menjerumuskan
kita dalam suatu pertumbuhan masyarakat ekonomi yang serba materialis, konsutif
dan individualisti yang meruan dampak peningkatan ekonomi. apa yang dihasilkan
oleh sekolah merupakan persiapan dalam menghadapi tuntutan jaman dan masa depan
yangdiakaitakan. Untuk itu, tidak saja ia harus mengwujudkan
potensinya secara alamiah dalam menghadapi masa depan tetapi ia harus mampu
membangun dan menguasai masa depan itu. disini terlekak factor pengembangan
sikap untuk sepenuhnya bertanggung jawab terhadap tugasnya yang mewujudkan
tekad kecendurungan dan kejadian dari
masa depan itu. Keterampilan fisik dan mental dan perolehan pengetahuan untuk berpikir mandiri diperoleh denga
pendekatan keterampilan prose situ merupakan penyatu kaitan yang mendalam dari
empat matra, yang membuka suasana kondusif yang ditandai oleh kepekaan intuitif
terhadap berbagi masalah, sekaligus menampilkan kreatifitasnya.
2. Saran
·
Dalam melaksanakan
Proses Belajar dan Mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon pendidik, kita
harus bisa menjelaskan prinsip belajar, menerapkannya dalam upaya meningkatkan
kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan suasana yang akan
menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan
nantinya.
·
Untuk meningkatkan prestasi, kita perlu belajar dari
pengalaman, menambah pengetahuan, dan juga mengatur waktu setiap harinya.
·
Resep Sukses : Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan,
dan bermimpi ketika orang lain berharap.
0 komentar:
Post a Comment