on Tuesday, July 1, 2014


LAPORAN AKHIR PEMBELAJARAN IPA
(Studi Kasus Terhadap Siswa Kelas V)




Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran


Disusun Oleh :
WINDA SOFIANI
Nim. 201210012



Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS ABDURRACHMAN SALEH
2014



A.    PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam proses pendidikan dipengaruhi oleh guru sebagai seorang pengajar dan karakteristik siswa itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut beberapa karakteristik siswa dalam proses belajar sebagai berikut : (1) semangat belajar rendah, (2) mencari jalan pintas, (3) tidak tahu belajar untuk apa, (4) pasif dan acuh.
Kenyataan yang banyak dijumpai di kelas-kelas suatu sekolah selama ini adalah pembelajaran berpusat pada guru yang meletakkan guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, dan cara penyampaian pengetahuannya cenderung belum menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat tersebut menyebabkan partisipasi rendah, kemajuan siswa, perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau.
Dalam proses belajar mengajar, strategi pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Strategi pembelajaran mengacu pada metode-metode yang para siswa gunakan untuk belajar. Dalam aplikasinya, strategi pembelajaran tersebut dapat meningkatkan partisipasi siswa, dengan syarat strategi tersebut diterapkan dengan teknik yang benar. Penggunaan strategi mengajar yang tepat dapat ikut serta berperan dalam menentukan efektivitas dan efisiensi dalam proses belajar mengajar, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan.
Strategi pembelajaran itu sendiri terdiri atas beberapa macam yang masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan. Kekurangan suatu strategi dapat ditutup dengan strategi pembelajaran yang lain. Pemilihan suatu strategi perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan,tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, mata pelajaran, fasilitas dan kondisi siswa dalam proses pembelajaran.

B.     PEMBAHASAN
  1. Faktor Penyebab
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas V  Semester 2 Tahun Ajaran 2013-2014 menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum berjalan secara optimal. Hal ini tampak pada proses pembelajarannya ditemukan beberapa kelemahan yaitu: (1) Siswa ramai sendiri sehingga tidak terfokus pada materi yang disampaikan oleh guru, (2) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran kurang, (3) Siswa cenderung pasif, 4) Siswa tidak termotivasi untuk belajar, (5) Hasil belajar siswa cenderung rendah.Kelemahan-kelemahan tersebut merupakan masalah yang perlu adanya penanganan agar dapat segera dipecahkan,
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dirasa masih kurang. Kenyataan yang dihadapi oleh guru di sekolah ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas pada dasarnya telah melibatkan siswa, misalnya siswa memperhatikan guru pada saat menerangkan, mencatat pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan membaca materi pelajaran yang sedang diajarkan. Meskipun demikian,sebagian besar siswa jarang terlibat dalam mengajukan pertanyaan atau mengutarakan pendapatnya masing-masing walaupun guru telah berulang kali memintanya. Sebagian besar siswa terlihat tidak percaya diri dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, bersikap malas-malasan,kemudian siswa baru akan memulai mengerjakan setelah soal selesai dikerjakan oleh guru atau siswa lain yang aktif dalam pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan,maka seorang pendidik atau guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk belajar.
Dari kelima permasalahan yang telah disebutkan di atas masalah yang diprioritaskan oleh peneliti yaitu siswa pasif atau kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Permasalahan ini sangat memerlukan penanganan yang sedini mungkin maka peneliti memiliki pemikiran untuk menangani masalah tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa.
Akar permasalahan dari adanya masalah-masalah tersebut yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat, yang mana selama ini strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Strategi pembelajaran konvensional ini kurang efektif digunakan dalam pembelajaran terutama untuk siswa-siswa tingkat Sekolah Dasar. Strategi pembelajaran konvensional tidak melibatkan siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan tidak memberdayakan kemampuan siswa, selain itu strategi pembelajaran ini dirasa kurang menyenangkan bagi siswa.

  1. Sosuli Masalah atau Model Pembelajaran
Dalam pembelajaran modern sekarang ini yang lebih dipentingkan adalah bagaimana mengaktifkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran secara mandiri, yaitu melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada penemuan (discovery) dan pencarian (inquiry). Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan Inovatif ini memiliki dampak positif sebagaimana yang dikemukakan oleh Jerome Bruner dalam Hasibuan dan Moejiono (1993) yang mengemukakan bahwa pencarian (inquiry) mengandung makna sebagai   berikut :
a.    Dapat membangkitkan potensi intelektual siswa karena seseorang hanya dapat belajar dan mengembangkan pikirannya jika ia menggunakan potensi intelektuainya untuk berpikir.
b.   Siswa yang semula memperoleh extrinsic reward dalam keberhasilan belajar (seperti mendapat nilai baik dari pengajar), dalam pendekatan inkuiri ini dapat memperoleh intrinsic reward. Diyakini bahwa jika seorang Siswa berhasil mengadakan kegiatan mencari sendiri (mengadakan penelitian), maka is akan memperoleh kepuasan untuk dirinya sendiri.
c.    Siswa dapat mempelajari heuristik (mengolah pesan atau informasi) dari penemuan (discovery), artinya bahwa cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan kepada Siswa untuk mengadakan penelitian sendiri.
d.   Dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri Siswa.
Cara belajar siswa aktif (cbsa) tujuannya adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotori (Raka Joni, dalam Tachir, 1988, hal 37-38). Berikut akan dijelaskan ciri/kadar Cara Belajar Siswa Aktif, dalam proses belajar dan sebagai hasil belajar.
CBSA sebagai proses belajar :
a.       Siswa aktif mencari atau memberikan informasi, bertanya bahkan dalam membuat kesimpulan.
b.      Adanya interaksi aktif secara instruktur dengan siswa.
c.       Adanya kesempatan bagi siswa untuk menilai hasil kerjanya sendiri.
d.      Adanya pemanfaatan sumber belajar secara optimal.

CBSA sebagai hasil belajar :
a.       Siswa dapat mentransfer kemampuannya kembali (kognitif, afektif clan psikomotorik ).
b.      Adanya tindak lanjut berupa keinginan mencari bahan yang telah clan akan dipelajan.
c.       Tercapainya tujuan belajar minimal 80%.

Prinsip-prinsip CBSA antara lain :
a.       Mendesain pengajaran yang dapat membuat siswa aktif sepenuhnya dalam proses belajar.
b.      Membebaskan siswa dari ketergantungan yang berlebihan pada guru. Hal ini akan berakibat sebagai berikut:
·         Siswa akan terbiasa belajar teratur walaupun tidak ada ulangan/ujian.
·         Siswa mahir/memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada.
·         Siswa terbiasa melakukan sendiri kegiatan belajar baik di laboratorium, bengkel dan lain-lain.
·         Siswa mengerti bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar.
c.       Menilai hasil belajar dengan cara berikut, yaitu bahwa setiap hasil pengajaran sarat dengan berbagai macam kegiatan belajar, maka prestasi murid yang tergambar pada kegiatan belajar itu perlu diadakan penilaian dengan ujian lisan, ujian tertulis, tes buku terbuka, tes yang dikerjakan dirumah dan lain-lainnya.

C.    PENUTUP
1.      Kesimpulan
Mendidik subjek didik untuk membangun dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dalam dunia dan masyarakat dan terus-menerus berubah mampu menuntut dia mampu berfikir sendiri.Hal ini perlu memahamidan memperlakukan tuntutan peningkatan teknologi sains dan teknologi pada suatu generasi yang sebagian tumbuh di pedesaan, akan mempunyai dampak pada kehidupan lama yang sebelumnya belum dialaminya.
Pertumbuhan dan pendidikan sikap yang sesuai diperlukan supaya tekaman-tekaman hidup sebagai konsekuensi dari perkembangan sains dan teknologi tidak menjerumuskan kita dalam suatu pertumbuhan masyarakat ekonomi yang serba materialis, konsutif dan individualisti yang meruan dampak peningkatan ekonomi. apa yang dihasilkan oleh sekolah merupakan persiapan dalam menghadapi tuntutan jaman dan masa depan yangdiakaitakan. Untuk itu, tidak saja ia harus mengwujudkan potensinya secara alamiah dalam menghadapi masa depan tetapi ia harus mampu membangun dan menguasai masa depan itu. disini terlekak factor pengembangan sikap untuk sepenuhnya bertanggung jawab terhadap tugasnya yang mewujudkan tekad kecendurungan dan kejadian  dari masa depan itu. Keterampilan fisik dan mental dan perolehan pengetahuan  untuk berpikir mandiri diperoleh denga pendekatan keterampilan prose situ merupakan penyatu kaitan yang mendalam dari empat matra, yang membuka suasana kondusif yang ditandai oleh kepekaan intuitif terhadap berbagi masalah, sekaligus menampilkan kreatifitasnya.

2.      Saran
·         Dalam melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip belajar, menerapkannya dalam upaya meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan suasana yang akan menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan nantinya.
·         Untuk meningkatkan prestasi, kita perlu belajar dari pengalaman, menambah pengetahuan, dan juga mengatur waktu setiap harinya.
·         Resep Sukses : Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap. 




0 komentar:

Post a Comment