FUNGSI PENILAIAN KELAS

on Tuesday, July 15, 2014
1.      Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
  1. Motivasi menentukan tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
  2. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
  3. Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yangsesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.
  4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.
  5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.

2.      Fungsi Belajar Tuntas
Maksud utama konsep belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan oleh sekelompok siswa yang sedang mempekajari bahan tertentu secara tuntas. Tingkat ketuntasan bermacam-macam dan merupakan persyaratan (kriteria) minimum yang harus dikuasai siswa. Persyaratan penguasaan bahan tersebut bergerak antara 75% sampai dengan 90%. Bila persentase ini belum tercapai, siswa harus dibantu sehingga akhirnya mencapai penguasaan pada taraf tersebut. Batas minimum penguasaan ini kadang-kadang dijadikan dasr kelulusan bagi sisw yang menempuh (mempelajari) bahan tersebut.
Ø  Strategi Belajar Tuntas
Strategi belajar tuntas (mastery learning) adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama berdasarkan pembatasan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sampai tingkat tertentu, penyedia waktu belajar yang cukup, dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Ø  Ciri-Ciri Belajar Tuntas
1.      Para siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai dengan harapan pengajaran.
2.      Bakat seorang siswa dalam siswa dalam suatu bidang pengajaran tertentu dapat diramalkan, baik tingkatnya (yaitu bahan yang dipelajari dalam bidang pengajaran itu dalam waktu yang telah ditentukan) maupun satuan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan tersebut sampai ke tingkat penguasaan tertentu. Bakat berfungsi sebagai indeks tingkatan belajar siswa dan sebagai suatu ukuran satuan waktu.
3.      Tingkat hasil belajar   = f (Waktu yang diperlukan secara aktual) per (dibagi) waktu yang dibutuhkan.   f   =  fungsi yang ditentukan oleh atau bergantung pada
4.      Model Carrol ; Tingkat belajar = (1. Ketentuan, 2. Kesempatan belajar, 3. Bakat, 4. Kualitas pengajaran, 5. Kemampuan memahami pengajaran)
5.      Kendatipun bakat diperhatikan jika siswa diberi kesempatan belajar yang seragam dan kualitas pengajaran yang seragam pula, hanya sedikit siswa yang dapat mencapai tingkatan mastery (menguasai). Sebaliknya, setiap siswa memperoleh kesempatan belajar yang berdiferensiasi dan kualitas pengajaran yang berdiferensiasi pula, mayoritas siswa

3.      Fungsi Indikator Sebagai Efektifitas Pengajar
Majid (2005:95) mengemukakan,  agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur pengembangan persiapan mengajar, serta mengukur efektivitas mengajar. Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs (1974) dalam Majid (2005:96) hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu: (1) tujuan pengajaran; (2) materi pelajaran, bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan (3) evaluasi keberhasilan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Moore (2001: 126) bahwa komposisi format rencana pembelajaran meliputi komponen topik bahasan, tujuan pembelajaran (kompetensi dan indikator kompetensi), materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat/media yang dibutuhkan, dan evaluasi hasil belajar. Menurut Suryadi dan Mulyana (1993:21), “program belajar mengajar” tidak lain adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terperinci dijelaskan ke mana siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang harus dipelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana siswa mempelajarinya (metode dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian).
Selanjutnya Suryadi dan Mulyana mengemukakan, unsur-unsur utama yang harus ada dalam perencanaan pengajaran, yaitu: (1) tujuan yang hendak dicapai, berupa bentuk-bentuk tingkah laku apa yang diinginkan untuk dimiliki siswa setelah terjadinya proses belajar mengajar, (2) bahan pelajaran atau isi pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan, (3) metode dan teknik yang digunakan, yaitu bagaimana proses belajar mengajar yang akan diciptakan guru agar siswa mencapai tujuan, dan (4) penilaian, yakni bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui tujuan tercapai atau tidak.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa unsur-unsur yang amat penting masuk dalam rencana pengajaran adalah: (1) apa yang akan diajarkan, pertanyaan ini menyangkut berbagai kompetensi yang harus dicapai, indikator-indikatornya, serta materi bahan ajar yang akan disampaikan untuk mencapai kompetensi tersebut; (2) bagaimana mengajarkannya, pertanyaan ini berkenaan dengan berbagai strategi yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran, termasuk pengembangan berbagai aktivitas opsional bagi siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya; (3) bagaimana mengevaluasi hasil belajarnya, pertanyaan ini harus dijawab dengan merancang jenis evaluasi untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi yang mereka pelajari pada sesi tersebut.
Dengan demikian, kinerja guru dalam merencanakan  pembelajaran yang dijadikan kajian dalam penelitian ini meliputi indikator, (1) merumuskan tujuan pengajaran, (2) memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, (3) merencanakan kegiatan belajar mengajar, termasuk di dalamnya merencanakan pendekatan dan metode pengajaran, langkah-langkah kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber belajar serta (4) merencanakan penilaian.

4.      Fungsi Umpan Balik

Adanya umpan balik sebagai bahan penyesuaian dan penyempunaan proses belajar mengajar. Sehingga antara kurikulum materi pembelajaran dan pengembangan ilmu yang dilakukan lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata dan profesionalisme. Dalam proses komunikasi terjadi feed back (umpan balik / respon) antara pengajar dan peserta didik, agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar maka diantara dua belah pihak harus sama-sama mengerti dan harus ada interaksi antara pembelajaran dengan pengajar dari sumber belajar atau media yang digunakan media sangat penting dalam proses komunikasi, dengan adanya media komunikasi dapat mengerti yang disampaikan oleh pengajar, sehingga peserta didik dapat mengerti atau memahami materi yang disampaikan oleh para pengajar. Dengan adanya media materi yang disampaikan oleh pengajar kepada peserta didik menjadi efektif dan efisien alat peraga sangat penting dalam proses pembelajaran terutama pada anak didik sekolah dasar.

0 komentar:

Post a Comment