1. RASIONAL PERLUNYA BELAJAR TUNTAS
Secara
sederhana konsep belajar tuntas mengajarkan (Carrol-1968) bahwa bilamana siswa
diberi kesempatan mempergunakan waktu yang dibutuhkannya untuk belajar
dan ia mempergunakannyaa sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkat hasil
belajar seperti yang diharapkan. Dengan kata lain bahwa setiap siswa yang
mempunyai kecakapan rata-rata (normal) jika diberi waktu yang cukup untuk
belajar, mereka dapat diharapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya
secara tuntas, sepanjang kondisi belajar yang tersedia cukup menguntungkan.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi hasik belajar seseorang adalah:
- Waktu
yang tersedia untuk menyekesaikan bahan.
- Usaha
yang dilakukan oleh individu untuk menguasai bahan tersebut.
- Bakat
sesorang yang sifatnya sangat individual.
- Kualitas
pengajar atau tingkat kejelasan pengajaran.
- Kemampuan
siswa untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses
belajar mengajar yang dihadapi
Maksud
utama konsep belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan oleh sekelompok
siswa yang sedang mempekajari bahan tertentu secara tuntas. Tingkat ketuntasan
bermacam-macam dan merupakan persyaratan (kriteria) minimum yang harus dikuasai
siswa. Persyaratan penguasaan bahan tersebut bergerak antara 75% sampai dengan
90%. Bila persentase ini belum tercapai, siswa harus dibantu sehingga akhirnya
mencapai penguasaan pada taraf tersebut. Batas minimum penguasaan ini
kadang-kadang dijadikan dasr kelulusan bagi sisw yang menempuh (mempelajari)
bahan tersebut.
2. STRATEGI BELAJAR TUNTAS
Strategi
belajar tuntas (mastery learning) adalah suatu strategi pengajaran yang
diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based
approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama
berdasarkan pembatasan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sampai
tingkat tertentu, penyedia waktu belajar yang cukup, dan pemberian bantuan
kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
3. CIRRI-CIRI BELAJAR TUNTAS
- Para
siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai
dengan harapan pengajaran.
- Bakat
seorang siswa dalam siswa dalam suatu bidang pengajaran tertentu dapat
diramalkan, baik tingkatnya (yaitu bahan yang dipelajari dalam bidang
pengajaran itu dalam waktu yang telah ditentukan) maupun satuan waktu yang
dibutuhkan untuk mempelajari bahan tersebut sampai ke tingkat penguasaan
tertentu. Bakat berfungsi sebagai indeks tingkatan belajar siswa dan
sebagai suatu ukuran satuan waktu.
- Tingkat
hasil belajar = f (Waktu yang diperlukan secara aktual) per
(dibagi) waktu yang dibutuhkan. f = fungsi
yang ditentukan oleh atau bergantung pada
- Model
Carrol ; Tingkat belajar = (1. Ketentuan,
2. Kesempatan belajar, 3. Bakat, 4. Kualitas pengajaran, 5. Kemampuan
memahami pengajaran)
- Kendatipun
bakat diperhatikan jika siswa diberi kesempatan belajar yang seragam dan
kualitas pengajaran yang seragam pula, hanya sedikit siswa yang dapat
mencapai tingkatan mastery (menguasai). Sebaliknya, setiap siswa
memperoleh kesempatan belajar yang berdiferensiasi dan kualitas pengajaran
yang berdiferensiasi pula, mayoritas siswa dapat dapat mencapai tingkatan
mastery.
4. PERENCANAAN BELAJAR TUNTAS
Perencanaan
belajar tuntas disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Merumuskn
tujuan bidang pengajaran.
- Mempersiapkan
alat evaluasi.
- Menjabarkan
atau memecahkan bahan pelajaran menjadi urutan unit-unit pelajaran yang
kecil.
- Mengembangkan
prosedur koreksi dan umpan balik bagi setiap unit pelajaran.
- Menyusun
tes diagnostik kemampuan belajar untuk memperoleh informasi atau balikan
bagi guru dan siswa tentang perugahan yang terjadi sebagai hasil
pengajaran sebelumnya sesuai dengan unit pelajaran.
- Mengembangkan
suatu himpunan materi pengajaran alternative atau learning corectiv,
sebagai alat untuk mengoreksi hasil belajar, yang bersumber pada setiap
pokok uji satuan tes.
- Setiap
siswa harus menemukan kesulitannya sendiri dalam mempelajari bahan
pengajaran.
Perencanaan
belajar tuntas dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu :
- Mendefinisikan
perencanaan belajar tuntas dalam bidang pengajaran yang akan diajarkan.
- Merencanakan
satuan pelajaran yang memungkinkan siswa dapat dan mau belajar tuntas.
5. PELAKSANAAN BELAJAR TUNTAS
Pelaksanaan
belajar tuntas terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
- Kegiatan
orientasi
- Kegiatan
belajar megajar
- Penentuan
tingkat penguasaan bahan
- Melaporkan
kembali tingkat penguasaan setiap siswa
- Pengecekan
keefektipan keseluruhan program
BAB II
PROGRAM TUTORIAL
1. RASIONAL PROGRAM TUTORIAL
Program
tutorial pada dasrnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan
bantuan kepada siswa atau peserta didik dapat mencapai prestasi belajar secara
optimal. Program ini sangat dibutuhkan sebab siswa yang dibimbing melaksanakan
kegiatan belajar mandiri yang bersumber dari modul-modul dalam bidang
studi tertentu.
2. PENGERTIAN TUTORIAL
Tutorial
adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan,
petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efektif dan efesien.
3. BEBERAPA TUJUAN DAN FUNGSI TUTORIAL
Tujuan:
- Meningkatkan
pengetahuan para siswa
- Meningkatkan
kemampuan dan keterampilan siswa
- Meningkatkan
kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri.
Fungsi:
- Kulikuler
- Intruksional
- Diagnosis-bimbingan
- Administrative
- Personal
4. URUTAN PELAKSANAAN TUTORIAL
- Menentukan,
merumuskan, dan mengkaji permasalahan
- Mencari
informasi dari berbagai sumber
- Melaksanakan
berbagai pendekatan
- Memberikan
bantuan dan nasehat
- Menempatkan
kembali ke dalam kelas
- Melakukan
pembinaan secara terus-menerus
5. JENIS KEGIATAN TUTORIAL
- Pemantapan
- Pengayaan
- Bimbingan
- Perbaikan
- Pembinaan.
6. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN TUTORIAL
- Paling
sedikit satu kali untuk setiap modul
- Diharapkan
setiap bulan pada minggu ketiga atau keempat dalam bulan yang
bersangkutan.
- Kapan
saja sesuai dengan dukungan yang diperlukan
Tempat
pelaksanaan tutorial dilaksanakan di tempat yang telah ditentukan.
7. TUJUAN, JENIS, ASPEK, DAN ALAT PENILAIAN
DALAM TUTORIAL
Tujuan
: Untuk mengetahui tingkat belajar siswa setelah mengikuti program tutorial
Jenis
penilaian :
- Penilaian
diagnosis untuk menentukan kesulitan dan masalah
- Penilaian
kembali setelah pengayaan remedial
- Penilaian
hasil pengajaran kembali setelah penyuluhan
Aspek
yang dinilai :
- Pengetahuan
(sesuai dengan modul),
- Keaktifan
belajar,
- Tugas
penerapan (kalau ada)
Alat
penilian :
- Tes
tertulis,
- Kartu
prestasi,
- Observasi
dan atau wawancara,
- Kuesioner
BAB III
PUSAT BELAJAR
MODULAR
1. JENIS-JENIS PUSAT BELJAR MODULAR
- Bidang
studi : Bahasa, Matematika, IPA, IPS, dsb.
- Maksud
dan tujuan : suatu pusat motivasi yang berupaya merangsang minat para
siswa dalam mata pelajaran tertentu, mengenai konsep atau prosedur.
- Waktu:
Beberapa pusat sekurang-kurangnya selama dua atau tiga hari, pusat lainnya
sekurang-kurangnya beberapa minggu sampai satu bulan.
- Panjangnya
tugas : Suatu pusat mungkin menyiapkan suatu tugas yang waktunya 10 menit.
Pertambahan waktu disesuaikan dengan usia dan jenjang program pendidikan.
- Banyaknya
siswa yang terlibat : Suatu pusat dapat disiapkan bagi individu-individu
siswa untuk berinteraksi dengan materi dalam proses belajar atau bagi
kelompok-kelompok kecil siswa untuk bekerja sama.
2. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN PUSAT BELJAR MODULAR
Penggunaan
pusat belajar modular yang efektif adalah berdasarkan prinsip-prinsip:
- Guru
yang bebas (independent),
- Motivasi
intrinsik,
- Balikan
yang berkesinambungan.
3. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN PUSAT BELAJAR
MODULAR
- Menetapkan
pusat belajar apa yang hendak dikembangkan
- Mengembangkan
tujuan-tujuan pusat belajar
- Menentukan
hambatan-hambatan yang ada
- Memebrikan
penilaian awal terhadap pengetahuan
- Menyusun
kegiatan-kegiatan
- Merencanakan
penilaian
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu H.,Drs. ; Tri Prasetya, Joko
Drs. SBM (Strategi Belajar Mengajar),
Bandung : Pustaka setia, 2005
0 komentar:
Post a Comment