BELAJAR TUNTAS

on Tuesday, July 15, 2014
1. RASIONAL PERLUNYA BELAJAR TUNTAS
Secara sederhana konsep belajar tuntas mengajarkan (Carrol-1968) bahwa bilamana siswa diberi kesempatan  mempergunakan waktu yang dibutuhkannya untuk belajar dan ia mempergunakannyaa sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai tingkat hasil belajar seperti yang diharapkan. Dengan kata lain bahwa setiap siswa yang mempunyai kecakapan rata-rata (normal) jika diberi waktu yang cukup untuk belajar, mereka dapat diharapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas belajarnya secara tuntas, sepanjang kondisi belajar yang tersedia cukup menguntungkan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasik belajar seseorang adalah:
  • Waktu yang tersedia untuk menyekesaikan bahan.
  • Usaha yang dilakukan oleh individu untuk menguasai bahan tersebut.
  • Bakat sesorang yang sifatnya sangat individual.
  • Kualitas pengajar atau tingkat kejelasan pengajaran.
  • Kemampuan siswa untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses belajar mengajar yang dihadapi
Maksud utama konsep belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan oleh sekelompok siswa yang sedang mempekajari bahan tertentu secara tuntas. Tingkat ketuntasan bermacam-macam dan merupakan persyaratan (kriteria) minimum yang harus dikuasai siswa. Persyaratan penguasaan bahan tersebut bergerak antara 75% sampai dengan 90%. Bila persentase ini belum tercapai, siswa harus dibantu sehingga akhirnya mencapai penguasaan pada taraf tersebut. Batas minimum penguasaan ini kadang-kadang dijadikan dasr kelulusan bagi sisw yang menempuh (mempelajari) bahan tersebut.
2. STRATEGI BELAJAR TUNTAS
Strategi belajar tuntas (mastery learning) adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama berdasarkan pembatasan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sampai tingkat tertentu, penyedia waktu belajar yang cukup, dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
3. CIRRI-CIRI BELAJAR TUNTAS
  1. Para siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai dengan harapan pengajaran.
  2. Bakat seorang siswa dalam siswa dalam suatu bidang pengajaran tertentu dapat diramalkan, baik tingkatnya (yaitu bahan yang dipelajari dalam bidang pengajaran itu dalam waktu yang telah ditentukan) maupun satuan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan tersebut sampai ke tingkat penguasaan tertentu. Bakat berfungsi sebagai indeks tingkatan belajar siswa dan sebagai suatu ukuran satuan waktu.
  3. Tingkat hasil belajar   = f (Waktu yang diperlukan secara aktual) per (dibagi) waktu yang dibutuhkan.   f   =  fungsi yang ditentukan oleh atau bergantung pada
  4. Model Carrol ; Tingkat belajar       = (1. Ketentuan, 2. Kesempatan belajar, 3. Bakat, 4. Kualitas pengajaran, 5. Kemampuan memahami pengajaran)
  5. Kendatipun bakat diperhatikan jika siswa diberi kesempatan belajar yang seragam dan kualitas pengajaran yang seragam pula, hanya sedikit siswa yang dapat mencapai tingkatan mastery (menguasai). Sebaliknya, setiap siswa memperoleh kesempatan belajar yang berdiferensiasi dan kualitas pengajaran yang berdiferensiasi pula, mayoritas siswa dapat  dapat mencapai tingkatan mastery.
4. PERENCANAAN BELAJAR TUNTAS
Perencanaan belajar tuntas disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Merumuskn tujuan bidang pengajaran.
  2. Mempersiapkan alat evaluasi.
  3. Menjabarkan atau memecahkan bahan pelajaran menjadi urutan unit-unit pelajaran yang kecil.
  4. Mengembangkan prosedur koreksi dan umpan balik bagi setiap unit pelajaran.
  5. Menyusun tes diagnostik kemampuan belajar untuk memperoleh informasi atau balikan bagi guru dan siswa tentang perugahan yang terjadi sebagai hasil pengajaran sebelumnya sesuai dengan unit pelajaran.
  6. Mengembangkan suatu himpunan materi pengajaran alternative atau learning corectiv, sebagai alat untuk mengoreksi hasil belajar, yang bersumber pada setiap pokok uji satuan tes.
  7. Setiap siswa harus menemukan kesulitannya sendiri dalam mempelajari bahan pengajaran.
Perencanaan belajar tuntas dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu :
  • Mendefinisikan perencanaan belajar tuntas dalam bidang pengajaran yang akan diajarkan.
  • Merencanakan satuan pelajaran yang memungkinkan siswa dapat dan mau belajar tuntas.
5. PELAKSANAAN BELAJAR TUNTAS
Pelaksanaan belajar tuntas terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Kegiatan orientasi
  2. Kegiatan belajar megajar
  3. Penentuan tingkat penguasaan bahan
  4. Melaporkan kembali tingkat penguasaan setiap siswa
  5. Pengecekan keefektipan keseluruhan program
BAB II
PROGRAM TUTORIAL
1. RASIONAL PROGRAM TUTORIAL
Program tutorial pada dasrnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik dapat mencapai prestasi belajar secara optimal. Program ini sangat dibutuhkan sebab siswa yang dibimbing melaksanakan kegiatan belajar mandiri yang bersumber dari modul-modul  dalam bidang studi tertentu.
2. PENGERTIAN TUTORIAL
Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efektif dan efesien.
3. BEBERAPA TUJUAN DAN FUNGSI TUTORIAL
Tujuan:
  1. Meningkatkan pengetahuan para siswa
  2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa
  3. Meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri.
Fungsi:
  1. Kulikuler
  2. Intruksional
  3. Diagnosis-bimbingan
  4. Administrative
  5. Personal
4. URUTAN PELAKSANAAN TUTORIAL
  1. Menentukan, merumuskan, dan mengkaji permasalahan
  2. Mencari informasi dari berbagai sumber
  3. Melaksanakan berbagai pendekatan
  4. Memberikan bantuan dan nasehat
  5. Menempatkan kembali ke dalam kelas
  6. Melakukan pembinaan secara terus-menerus
5. JENIS KEGIATAN TUTORIAL
  1. Pemantapan
  2. Pengayaan
  3. Bimbingan
  4. Perbaikan
  5. Pembinaan.
6. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN TUTORIAL
  1. Paling sedikit satu kali untuk setiap modul
  2. Diharapkan setiap bulan pada minggu ketiga atau keempat dalam bulan yang bersangkutan.
  3. Kapan saja sesuai dengan dukungan yang diperlukan
Tempat pelaksanaan tutorial dilaksanakan di tempat yang telah ditentukan.
7.  TUJUAN, JENIS, ASPEK, DAN ALAT PENILAIAN DALAM TUTORIAL
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat belajar siswa setelah mengikuti program tutorial
Jenis penilaian   :
  • Penilaian diagnosis untuk menentukan kesulitan dan masalah
  • Penilaian kembali setelah pengayaan remedial
  • Penilaian hasil pengajaran kembali setelah penyuluhan
Aspek yang dinilai  :
  • Pengetahuan (sesuai dengan modul),
  • Keaktifan belajar,
  • Tugas penerapan (kalau ada)
Alat penilian  :
  • Tes tertulis,
  • Kartu prestasi,
  • Observasi dan atau wawancara,
  • Kuesioner
BAB III
PUSAT BELAJAR MODULAR
1. JENIS-JENIS PUSAT BELJAR MODULAR
  • Bidang studi : Bahasa, Matematika, IPA, IPS, dsb.
  • Maksud dan tujuan : suatu pusat motivasi yang berupaya merangsang minat para siswa dalam mata pelajaran tertentu, mengenai konsep atau prosedur.
  • Waktu: Beberapa pusat sekurang-kurangnya selama dua atau tiga hari, pusat lainnya sekurang-kurangnya beberapa minggu sampai satu bulan.
  • Panjangnya tugas : Suatu pusat mungkin menyiapkan suatu tugas yang waktunya 10 menit. Pertambahan waktu disesuaikan dengan usia dan jenjang program pendidikan.
  • Banyaknya siswa yang terlibat : Suatu pusat dapat disiapkan bagi individu-individu siswa untuk berinteraksi dengan materi dalam proses belajar atau bagi kelompok-kelompok kecil siswa untuk bekerja sama.
2. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN PUSAT BELJAR MODULAR
Penggunaan pusat belajar modular yang efektif adalah berdasarkan prinsip-prinsip:
  1. Guru yang bebas (independent),
  2. Motivasi intrinsik,
  3. Balikan yang berkesinambungan.
3. LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN PUSAT BELAJAR MODULAR
  1. Menetapkan pusat belajar apa yang hendak dikembangkan
  2. Mengembangkan tujuan-tujuan pusat belajar
  3. Menentukan hambatan-hambatan yang ada
  4. Memebrikan penilaian awal terhadap pengetahuan
  5. Menyusun kegiatan-kegiatan
  6. Merencanakan penilaian
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu H.,Drs. ; Tri Prasetya, Joko Drs. SBM (Strategi Belajar Mengajar), Bandung : Pustaka setia, 2005

FUNGSI PENILAIAN KELAS

1.      Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar. Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
  1. Motivasi menentukan tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
  2. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.
  3. Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yangsesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.
  4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.
  5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.

2.      Fungsi Belajar Tuntas
Maksud utama konsep belajar tuntas adalah usaha dikuasainya bahan oleh sekelompok siswa yang sedang mempekajari bahan tertentu secara tuntas. Tingkat ketuntasan bermacam-macam dan merupakan persyaratan (kriteria) minimum yang harus dikuasai siswa. Persyaratan penguasaan bahan tersebut bergerak antara 75% sampai dengan 90%. Bila persentase ini belum tercapai, siswa harus dibantu sehingga akhirnya mencapai penguasaan pada taraf tersebut. Batas minimum penguasaan ini kadang-kadang dijadikan dasr kelulusan bagi sisw yang menempuh (mempelajari) bahan tersebut.
Ø  Strategi Belajar Tuntas
Strategi belajar tuntas (mastery learning) adalah suatu strategi pengajaran yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok (group based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar bersama-sama berdasarkan pembatasan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa sampai tingkat tertentu, penyedia waktu belajar yang cukup, dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Ø  Ciri-Ciri Belajar Tuntas
1.      Para siswa dapat belajar dengan baik dalam kondisi pengajaran yang tepat sesuai dengan harapan pengajaran.
2.      Bakat seorang siswa dalam siswa dalam suatu bidang pengajaran tertentu dapat diramalkan, baik tingkatnya (yaitu bahan yang dipelajari dalam bidang pengajaran itu dalam waktu yang telah ditentukan) maupun satuan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari bahan tersebut sampai ke tingkat penguasaan tertentu. Bakat berfungsi sebagai indeks tingkatan belajar siswa dan sebagai suatu ukuran satuan waktu.
3.      Tingkat hasil belajar   = f (Waktu yang diperlukan secara aktual) per (dibagi) waktu yang dibutuhkan.   f   =  fungsi yang ditentukan oleh atau bergantung pada
4.      Model Carrol ; Tingkat belajar = (1. Ketentuan, 2. Kesempatan belajar, 3. Bakat, 4. Kualitas pengajaran, 5. Kemampuan memahami pengajaran)
5.      Kendatipun bakat diperhatikan jika siswa diberi kesempatan belajar yang seragam dan kualitas pengajaran yang seragam pula, hanya sedikit siswa yang dapat mencapai tingkatan mastery (menguasai). Sebaliknya, setiap siswa memperoleh kesempatan belajar yang berdiferensiasi dan kualitas pengajaran yang berdiferensiasi pula, mayoritas siswa

3.      Fungsi Indikator Sebagai Efektifitas Pengajar
Majid (2005:95) mengemukakan,  agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur pengembangan persiapan mengajar, serta mengukur efektivitas mengajar. Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs (1974) dalam Majid (2005:96) hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu: (1) tujuan pengajaran; (2) materi pelajaran, bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman belajar; dan (3) evaluasi keberhasilan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Moore (2001: 126) bahwa komposisi format rencana pembelajaran meliputi komponen topik bahasan, tujuan pembelajaran (kompetensi dan indikator kompetensi), materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat/media yang dibutuhkan, dan evaluasi hasil belajar. Menurut Suryadi dan Mulyana (1993:21), “program belajar mengajar” tidak lain adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terperinci dijelaskan ke mana siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang harus dipelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana siswa mempelajarinya (metode dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian).
Selanjutnya Suryadi dan Mulyana mengemukakan, unsur-unsur utama yang harus ada dalam perencanaan pengajaran, yaitu: (1) tujuan yang hendak dicapai, berupa bentuk-bentuk tingkah laku apa yang diinginkan untuk dimiliki siswa setelah terjadinya proses belajar mengajar, (2) bahan pelajaran atau isi pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan, (3) metode dan teknik yang digunakan, yaitu bagaimana proses belajar mengajar yang akan diciptakan guru agar siswa mencapai tujuan, dan (4) penilaian, yakni bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui tujuan tercapai atau tidak.
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa unsur-unsur yang amat penting masuk dalam rencana pengajaran adalah: (1) apa yang akan diajarkan, pertanyaan ini menyangkut berbagai kompetensi yang harus dicapai, indikator-indikatornya, serta materi bahan ajar yang akan disampaikan untuk mencapai kompetensi tersebut; (2) bagaimana mengajarkannya, pertanyaan ini berkenaan dengan berbagai strategi yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran, termasuk pengembangan berbagai aktivitas opsional bagi siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya; (3) bagaimana mengevaluasi hasil belajarnya, pertanyaan ini harus dijawab dengan merancang jenis evaluasi untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi yang mereka pelajari pada sesi tersebut.
Dengan demikian, kinerja guru dalam merencanakan  pembelajaran yang dijadikan kajian dalam penelitian ini meliputi indikator, (1) merumuskan tujuan pengajaran, (2) memilih dan mengembangkan bahan pengajaran, (3) merencanakan kegiatan belajar mengajar, termasuk di dalamnya merencanakan pendekatan dan metode pengajaran, langkah-langkah kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber belajar serta (4) merencanakan penilaian.

4.      Fungsi Umpan Balik

Adanya umpan balik sebagai bahan penyesuaian dan penyempunaan proses belajar mengajar. Sehingga antara kurikulum materi pembelajaran dan pengembangan ilmu yang dilakukan lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata dan profesionalisme. Dalam proses komunikasi terjadi feed back (umpan balik / respon) antara pengajar dan peserta didik, agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar maka diantara dua belah pihak harus sama-sama mengerti dan harus ada interaksi antara pembelajaran dengan pengajar dari sumber belajar atau media yang digunakan media sangat penting dalam proses komunikasi, dengan adanya media komunikasi dapat mengerti yang disampaikan oleh pengajar, sehingga peserta didik dapat mengerti atau memahami materi yang disampaikan oleh para pengajar. Dengan adanya media materi yang disampaikan oleh pengajar kepada peserta didik menjadi efektif dan efisien alat peraga sangat penting dalam proses pembelajaran terutama pada anak didik sekolah dasar.

PERANAN GURU DAN PROFESIANNYA

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Guru merupakan pekerjaan yang amat mulia karena seorang guru adalah orang yang patut ditiru dan digugu oleh anak didiknya, karena tanpa adanya jasa seorang guru mungkin kita semua akan menjadi orang yang bodoh atau buta aksara. Kalau seseorang menjadi orang yang pintar, cerdas dan pada akhirnya menjadi orang yang sukses baik itu dari segi pekerjaan, karier, usaha itu bukan lain karena bimbingan dan jasa seorang guru maka oleh dari itu patutlah guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa, sebab di tangan seorang gurulah seseorang bisa sukses segala-galanya.
Oleh karena itu karenanya kita janganlah sampai melupakan jasa guru-guru kita yang telah membina dan membimbing kita sehingga kita tahu IMTAK dan IPTEK hingga menjadi orang yang berguna bagi agama bangsa dan negara.

B.   Batasan Masalah

Adapun materi yang penulis muat dalam makalah ini hanya meliputi tentang “Profesi Guru dan Peranannya” yang berisi pengertian, profesi guru, kode etik guru, syarat-syarat menjadi guru, profil kemampuan dasar guru dan peranannya.


C.   Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam menyusun makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya profesi seorang guru itu
2.    Bagaimana peranan seorang guru
3.    Untuk melatih daya pikir penulis dalam pembuatan makalah dan semakin banyaknya ilmu pengetahuan tentang profesi guru dan peranannya

D.   Metode Penulisan

Adapun cara penulis atau metodenya, penulis menggunakan dengan cara mencari dan mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan profesi guru dan peranannya. Selain dari buku-buku juga ditambah dengan penalaran dari penulis.


BAB II
PROFESI GURU DAN PERANANNYA


A.   Pengertian

Dalam kamus bahasa Indonesia profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian. Menurut Manap Soemantri (1996) yang mengutip dari Volmer (1996) dan Oteng (1989) standar profesi sebagai  berikut :
1.    Memiliki ilmu yang di peroleh melalui pendidikan lama setara S1 atau lebih
2.    Kewenangan profesional dilakukan oleh klien
3.    Ada sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya
4.    Memiliki kode etik
5.    Punya budaya profesi yang dinamis dan harus berkembang
6.    Ada persatuan profesi yang kuat dan berpengaruh (Made Pidarta, 2000 : 267)
sedangkan guru adalah nama profesi jika diartikan suku kata awal pertama huruf “G” artinya gagasan atau ide, kata yang kedua U artinya usaha, disini unsur “G” dan “U” selalu ber gandengan, bahu membahu dan terpadu dalam seluruh kegiatan guru, kemudian “R” artinya rasa kasih sayang antara guru dan peserta didik kemudian suku kata yang terakhir adalah “U” artinya utama artinya memiliki keutamaan antara lain, jujur, disiplin, ramah tamah, sopan, rendah hati, suka menolong, dan taat beragama.
Sedangkan peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang pada satu situasi tertentu.

B.   Profesi Guru

Profesi bukan sekedar pekerjaan atau vacation melainkan lokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri expertise; keahlian, responbility, tanggung jawab dan corporatiness: rasa kejiwaan (Nugroho 1982).
Organisasi profesi merupakan suatu wadah tempat para anggota profesional untuk menggabungkan diri dan mendapat perlindungan
Di Indonesia profesional memiliki suatu wadah tempat organisasi dibidang pendidikan seperti PGRI, ISAM, TPBI.
Adapun mengenai PGRI suatu wadah organisasi profesional berfungsi sebagai :
a.    Menyatukan seluruh kegiatan guru dalam suatu wadah
b.    Mengusahakan adanya kesatuan langkah dan tindakan
c.    Melindungi kepentingan anggota
d.    Mengawasi kemampuan anggota-anggotanya dengan selalu menggiatkan anggotanya
e.    Menyiapkan program-program peningkatan kemampuan anggota
f.     Menyiapkan fasilitas penerbitan dan bacaan dalam rangka meningkatkan kemampuan profesi
g.    Mengambil tindakan terhadap anggota yang melakukan pelanggaran
Untuk mengatur keseluruhan tingkah laku dan sikap anggotanya organisasi profesional tersebut harus memiliki kode etik, karena kode etik merupakan ukuran nilai bagi para anggotanya untuk bertingkah laku dan bersikap dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat

C.   Kode Etik Guru di Indonesia

PGRI menyadari pendidikan merupakan suatu bidang pengabdian kepada Tuhan yang maha esa bangsa dan tanah air, kemanusiaan pada umumnya dan guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan UUD 1945 serta semangat 17 Agustus 1945. Atas dasar itu guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karya nya dengan berpedoman isi pernyataan sebagai berikut :
a.    Guru berbalik membimbing peserta didik seluruhnya untuk membentuk manusia yang ber Pancasila.
b.    Guru memiliki kejuruan “Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
c.    Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan baik dengan orang tua murid.
d.    Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
e.    Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang peserta didik
f.     Guru secara sendiri-sendiri atau bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesionalnya
g.    Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik di lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
h.    Guru secara bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi profesional sebagai sarana pengabdian.
i.      Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah.

D.   Syarat-Syarat Menjadi Guru

Syarat-syarat menjadi guru sebagai pendidik sekolah sangat diutamakan sebab guru/pendidik harus menyadari bahwa pendidikan saling mendukung dan saling berkaitan dengan semua pranata yang ada di masyarakat, seperti agama, politik, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam rangka menyiapkan peserta didik agar hidup dalam lingkungan apalagi sesuai kemajuan zaman.
Syarat-syarat menjadi guru meliputi aspek kepribadian dan akademis. Kepribadian ialah cara unik dan lekas yang relatif bersifat tetap dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya adapun syarat-syarat kepribadian itu adalah Keratabasa, Fisik, Psikis Mental dan Moral.
Adapun dari segi akademis guru sebagai pendidik hendaklah.
a.    Guru mempunyai pengetahuan bulat dan up-to-date tentang ilmu yang akan diajarkan
b.    Mempunyai dasar-dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan di Indonesia sesuai tahap-tahap pembangunan.
c.    Mempunyai dasar-dasar kemampuan untuk mengenal dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik (mengenal bakat, minat, kebutuhan, dan aspirasi peserta didik).
d.    Mempunyai dasar-dasar pengetahuan tentang metode yang efisien dan efektif dalam penyampaian materi.
Semua syarat-syarat tersebut akan terlihat dalam kompetensi guru.

E.   Profil Kemampuan Dasar Guru

Profil kemampuan dasar guru sebagai berikut :
a.    Mengembangkan kepribadian.
b.    Menguasai bahan bidang studi.
c.    Mengelola program belajar mengajar.
d.    Mengelola kelas
e.    Menggunakan media dan sumber belajar
f.     Menguasai landasan belajar.
g.    Mengelola interaksi belajar mengajar
h.    Menilai prestasi peserta didik
i.      Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
j.      Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
k.    Memahami prinsip-prinsip dan penafsiran hasil pendidikan
l.      Interaksi dengan sejawat dan masyarakat.

F.    Peranan Guru

Yang dimaksud dengan peranan ialah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang pada suatu situasi tertentu.
Adapun peranan guru di Sekolah itu adalah sebagai berikut :
1.    Peranan guru yang utama yakni memberikan pengetahuan sikap nilai dan keterampilan kepada peserta didik peranan guru di sekolah membimbing proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan dengan kata lain bukan hanya mengajar tapi mendidik, mendidik peserta didik nya menjadi manusia dewasa yang pancasialis.
2.    Selain mengajar dan mendidik juga memimpin di kelasnya baik itu internal maupun eksternal. Dalam melaksanakan peranan guru tetap memperhatikan aspek-aspek pendidikan yaitu, wibawa, identifikasi, mengenal perkembangan jiwa dan perbedaan individualis peserta didik. Kewibawaan yaitu pancaran kelebihan yang diakui peserta didik nya dan mendorongnya ber identifikasi kepada peserta didik nya. Kewibawaan didasari oleh kerelaan, kasih sayang dan kesediaan mencurahkan kasih sayang. Identifikasi yaitu kesanggupan pendidik menempatkan dirinya pada tempat peserta didik, sehingga pendidik memahami apa yang jadi kebutuhan peserta didik nya.
3.    Selain pada itu seorang guru juga mengelola tata usaha kelas dan memimpin di kelasnya sebelum memulai pelajaran, juga selama dan sesudah pelajaran berlangsung. Selain itu peranan manajerial guru diluar kelas adalah antara lain:
a.    Memperhatikan dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah.
b.    Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial yang terjadi di masyarakat.


BAB III
PENUTUP


A.   Kesimpulan

Dari semua penjelasan diatas, kami dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya.
1.    Profesi adalah bukan sekedar pekerjaan melainkan lokasi khusus yang harus memiliki tangung jawab, keahlian, dan rasa kejiwaan.
2.    Seseorang guru harus berjiwa Pancasila dan mengamalkan UUD 1945
3.    Syarat-syarat menjadi seorang guru meliputi aspek kepribadian dan aspek akademis
4.    Peranan guru di sekolah sangatlah penting karena selain membimbing guru juga mendidik peserta didik nya menjadi manusia dewasa dan pancasialis

B.   Saran-Saran

Pada akhir bagian dari makalah ini, penulis mempunyai beberapa saran-saran yang mudah-mudahan dapat berguna bagi kita semua.
1.    Seorang guru hendaklah melaksanakan profesinya dengan sebaik-baiknya.

2.    Seorang guru janganlah melalaikan tugas dan kewajibannya demi peserta didiknya.

DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI HANDPHONE

BAB I

PENDAHULUAN



1.1   Latar Belakang
Pada era globalisasi ini tidak dapat dibayangkan jika hidup tanpa handphone. Saat ini, handphone menjadi kebutuhan pokok manusia untuk menyelesaikan masalahnya.
Kemajuan teknologi handphone memang sangat membantu manusia. Dengan handphone, kita dapat dengan mudah menyelesaikan pekerjaan. Saat ini teknologi handphone pun semakin maju. Selain membantu menyelesaikan pekerjaan kita dapat melakukan apapun dengan handphone. Misalnya kita dapat mendengarkan musik, mengsms atau bermain game dan menelpon rekan bisnisnya atau teman-teman.
Kemajuan teknologi handphone membawa dampak bagi kehidupan manusia. Untuk mengatahui dampak kemajuan teknologi handphone, perlu diadakan pembicaraan tentang hal itu.

1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang akan disajikan dalam makalah ini sebagai berikut :
a.       Dampak positif kemajuan teknologi handphone bagi kehidupan manusia
b.      Dampak negatif kemajuan teknologi handphone bagi kehidupan manusia

1.3  Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memaparkan dampak-dampak kemajuan teknologi handphone bagi kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif.



BAB II

PEMBAHASAN



Dengan kemajuan teknologi handphne manusia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan mudah. Misalnya, pekerjaan kantor, pendidikan, dan masalah pribadi yang sedang di alaminya. Disisi lain kemajuan teknologi handphonepun membawa dampak negatif bagi perkembang pribadi seseorang.
Berikut ini akan dipaparkan dampak-dampak kemajuan teknologi handphone.
2.1  Dampak Positif Kemajuan Teknologi Handphone
Tidak dapat dipungkiri bahwa handphone adalah mesin yang dapat membantu semua pekerjaan manusia. Bahkan, handphone juga dapat membantu manusia memperoleh banyak pengetahuan. Selain itu, manusia dapat melakukan apapun dengan handphone. Kita dapat bermain game, mendengarkan musik, SMS, nelepon dan sebagainya.
Kemajuan teknologi handphone membawa dampak positif bagi kehidupan manusia. Handphone dapat membantu manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat. Misalnya, kita dapat menelpon dengan handphone. Selain itu, kita dapat meng-sms orang lain dengan tarif pulsa yang murah. Dengan menggunakan handphone, kita dapat menghemat waktu.
Selain menghemat waktu, kita juga dapat memperoleh pengetahuan dengan handphone. Dengan handphone kita tidak perlu pergi jauh-jauh kerumah teman, tidak perlu naik kendaraan umum dengan tarif harga yang yang sangat mahal. Dengan handphone, kita dapat menghemat biaya untuk menaiki kendaraan umum.

2.2  Dampak Negatif Kemajuan Teknologi Handphone
Kemajuan teknologi handphone selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif bagi perkembangan pribadi seseorang. Anak-anak yang sering menggunakan handhone akan tumbuh menjadi seorang anak sombong. Anak-anak yang sering menggunakan handphone menjadi tak mau bergaul dengan orang lain yang tidak punya handphone. Mereka merasa tidak memerlukan orang lain, karena tanpa orang lain pun mereka tetap dapat bermain. Dengan handphone kita akan mengalami kesulitan dalam belajar karena tidak ada waktu untuk belajar.



BAB III

PENUTUP



3.1  Kesimpulan
 Adapun kesimpulan dari teknolohi handphone, handphone membawa dua dampak. Dampak yang pertama adalah dampak positif dan yang kedua membawa dampak negatif, adapun yang membawa dampak positif banyak sekali seperti halnya, anak berkomunikasi dengan jarak jauh dan dapat berbisnis lewat handphone.
Adapun dampak negatifnya juga sangat banyak, seperti contoh merampok lewat handphone, banyaknya perselingkuhan, dan hancurnya keluarga yang sudah bersuami istri, namun antara dampak positif dan negatifnya tergantung manusianya, jika manusianya tidak melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan mungkin handphone tidak membawa dampak negatif, karena yang membawa kepada dampak negatif bukan karena adanya handphone tersebut, akan tetapi karena manusia tidak akan terjadi pada hal yang negatif, akan tetapi pada kenyataannya masa-masa sekarang pengguna handphone lebih banyak negatifnya ketimbang positifnya. Hal tersebut pasti kita ketahui bahwa handphone tidak membawa kepada dampak negatif, kecuali salah penggunaan dari manusianya.


3.2  Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah agar kita dapat memanfaatkan waktu dan kemajuan teknologi handphone dengan sebaik-baiknya.